top of page

Kaya Minyak: Norwegia dan Venezuela memiliki nasib yang sangat berbeda

  • Gambar penulis: Vincent Jonathan Yong
    Vincent Jonathan Yong
  • 9 Jan 2024
  • 2 menit membaca

Diperbarui: 16 Mar 2024


Oil rig

Venezuela memiliki salah satu cadangan minyak terbesar di dunia, namun ekonominya sedang mengalami penurunan.


Dua makalah penelitian yang dihasilkan dari Centro de Divulgacion del Conocimiento Economico para la Libertad (CEDICE Libertad), memberikan wawasan menarik mengenai masalah ini.

Meskipun kedua negara, Venezuela dan Norwegia, memiliki industri minyak yang dimiliki oleh pemerintah, perbedaan terletak pada prinsip-prinsip free market (pasar bebas) dan pertanggungjawaban pemerintah Norwegia dalam industri minyaknya. Hal tersebut yang memungkinkan keberlanjutan kekayaan jangka panjang. Padahal, di tahun 1960-an, GDP Norwegia hampir setara dengan Bangladesh.


Pemerintah Norwegia mendirikan dua jenis Sovereign Wealth Fund (SWF), atau tabungan negara, yang bernama Government Pension Fund - Norway (sejak tahun 1967) dan Government Pension Fund Global (sejak tahun 1990). Government Pension Fund - Norway memiliki tabungan yang lebih kecil dan investasi hanya dilakukan di dalam pasar domestik Norwegia. Sedangkan, Government Pension Fund Global merupakaan Oil Fund, dimana dana surplus dari sektor minyak (petroleum) dikumpulkan dan diinvestasikan di pasar internasional. Pada penulisan ini, Government Pension Fund Global berinvestasi di 9,228 perusahaan dari 70 negara.


Berikut adalah tujuan utama Government Pension Fund Global:

"Untuk memastikan pengelolaan pendapatan dari sumber daya minyak dan gas Norwegia yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, sehingga kekayaan ini memberikan manfaat baik untuk generasi saat ini maupun generasi mendatang."


Bahkan, Government Pension Fund Global sangat memperhatikan strategi investasinya, sehingga sektor-sektor yang dianggap berbahaya bagi kemanusiaan, seperti tembakau dan nuklir, atau praktik-praktik tidak etis (misalnya, pelanggaran hukum kemanusiaan) cenderung dihindarinya.


Venezuela, dengan kurangnya institusi yang stabil, transparan dan demokratis, tidak dapat mengembangkan kekayaan yang berkelanjutan. Hingga hari ini, Venezuela bahkan belum memiliki SWF.


Nilai yang dapat ditarik dari perbandingan kedua negara ini adalah sebagai berikut: kekayaan sumber daya alam tidak menjamin sebuah negara akan menjadi kaya, dan interaksi antara institusi politik dan institusi ekonomi memiliki kaitan erat dengan kaya atau miskinnya rakyat.


Bagaimana dengan Indonesia?


Syukurlah, kini Indonesia telah memiliki sebuah SWF. Indonesia's Investment Authority (INA), atau Otoritas Investasi Indonesia, yang didirikan pada tahun 2021, dan telah diterima sebagai anggota International Forum of Sovereign Wealth Funds (IFSWF), bertujuan untuk memperkuat ekonomi Indonesia dengan mencari mitra investasi asing untuk mendanai pembangunan ekonomi negara, berbeda dengan SWF tradisional yang pada umumnya mengelola pendapatan surplus dari minyak ataupun cadangan devisa.


INA siap untuk mengelola aset sebesar USD 24,5 miliar. Sejauh ini, INA telah menerima komitmen hingga USD 10 miliar dari entitas global seperti U.S. International Development Finance Corporation dan Japan Bank for International Cooperation, serta dukungan dari Uni Emirat Arab yang juga berencana untuk berinvestasi sebanyak USD 10 miliar.


Harapannya adalah bahwa mereka yang mengelola dana ini akan terus memberikan etika kerja yang berkualitas, seperti Norwegia, dimana kesejahteraan generasi Indonesia mendatang dapat diutamakan, dan bahwa kami sebagai warga Indonesia dapat terus menuntut pertanggungjawaban dari pihak yang bersangkutan.




Comments


Subscribe • Don’t miss out!

Terima Kasih

Questions?

© 2023 by Asimetris. Powered and secured by Wix

bottom of page