Robot Trading Aman?

Saya pribadi belum terlalu mengerti mekanisme robot trading, dan saya pikir sebagian besar peserta juga belum mengetahuinya. Mungkin saja, salah satu alasan utama membuka akun karena memiliki harapan bahwa uangnya dapat diputarkan oleh "robot" serta algoritmanya, yang kemudian diharapkan dapat menghasilkan imbal hasil sebanyak X% setiap bulannya (bahkan bukan tahunan). Atas dasar apa yang dapat menjaminkan imbal hasil tersebut, saya pun tidak tahu... dan ketidaktahuan itu-lah yang menurutku menjadi masalahnya.

Jika suatu hari Anda diajak seorang teman untuk berinvestasi dalam bisnisnya, tidakkah Anda ingin meneliti terlebih dahulu apa yang sebenarnya dilakukan bisnis tersebut? Setidaknya, kita ingin tahu bagaimana cara bisnis teman Anda akan menghasilkan keuntungan. Dan kenyataannya, tidak semua tawaran berinvestasi merupakan tawaran yang dapat menguntungkan kita. "What's the catch?" ("Udang" apa yang ada di balik "batu" ini?) merupakan pertanyaan yang harus kita berani sering tanyakan, baik kepada diri kita sendiri maupun kepada pihak yang telah mengajak kita. Dan adalah tanggung jawab kita masing-masing untuk memastikan sebisa mungkin agar tidak membeli kucing dalam karung. Lantas, dengan terungkapnya berbagai kasus penipuan, haruskah robot trading (ataupun kripto) di-cap sebagai instrumen keuangan yang tidak baik? No financial instrument is evil per se; it's just that some variations have far more potential for mischief than others. (Warren Buffett) Keterbatasan transparansi ataupun kompleksnya sebuah mekanisme dapat menjadi celah untuk berbagai perilaku yang "nakal". Niscaya, kebijakan dari pemerintah dapat membantu mencegah timbulnya modus penipuan, serta membantu melindungi masyarakat dari kejahatan tersebut. Namun, ada baiknya juga jika masyarakat tidak mudah mengalokasikan dana mereka kepada suatu aset "investasi" yang belum (ataupun sulit untuk) dimengerti.

Risk comes from not knowing what you are doing. And just because everyone is doing it, does not automatically make it right.